Begini Kronologis Terjadinya Konflik Buaya Liar dan Manusia di Riau
BUALBUAL.com - Petani di Desa Sikakak, Kecamatan Cirenti, Kuansing diserang buaya, hingga mendapatkan 11 jahitan di lengannya, Sabtu (18/2) sekitar pukul 19.00 WIB.
Tim Bidang KSDA Wilayah I, yang turun ke lokasi mengetahui korban bernama Ahmad (45) seorang petani merupakan warga setempat.
Dari laporan yang diterima, korban mengatakan, buaya yang menyerang dirinya sepanjang lebih kurang dua meter.
Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Andri Hansen Siregar menjelaskan, korban diserang buaya saat mandi dipinggir Sungai Batang Kuantan.
"Korban ini selamat namun mendapatkan serangan buaya di lengan bagian kanannya," kata Andri Hansen Siregar, Senin (20/2).
Menurut cerita korban, gigitan buaya terlepas karena Ahmad refleks memberikan perlawanan. Kemudian, naik ke darat pulang kerumahnya mengecek luka di lengannya.
Setelah peristiwa ini, pihaknya yang mendapat laporan langsung turun ke lokasi melakukan mitgasi.
"Tim yang turun menyampaikan keprihatinan dan berharap peristiwa serupa tidak terjadi dikemudian hari," kata Andri.
Sedangkan, menurut keterangan korban, sejak dahulu ia dan warga setempat sering beraktivitas disekitar sungai Batang Kuantan, untuk keperluan mandi hingga mencari ikan.
Setelah itu, tim mitigasi melanjutkan kegiatan pengecekan lokasi kejadian bersama aparat setempat.
Setibanya di lokasi, Andri Kades Sikakak meminta bantuan kepada tim untuk memasang perangkap buaya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
"Tim mitgasi diminta memasang perangkap dan memasang himbauan, karena sejak kejadian masyarakat khawatir untuk melakukan aktivitas ke sungai," kata Andri.
Selain itu, tim mitgasi ini juga turut menyampaikan informasi bahwa sungai Batang Kuantan memang merupakan salah satu habitat buaya di Riau.
Informasi lainnya yang disampaikan, bahwa perlu diketahui bahwa agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Maka, perlunya berbagi ruang dan waktu dengan satwa tersebut.
Tim ini juga menyampaikan empat hal yang harus diperhatikan untuk mencegah konflik antara manusia dan buaya, di antaranya bpertama menghimbau kepada warga agar menghindari aktivitas di sungai pada saat satwa buaya aktif mencari mangsa pada jam 17.00 - 07.00 WIB.
Hal kedua yang perlu dilakukan, yakni pihak Desa memasang papan informasi atau spanduk daerah rawan buaya di pinggir sungai batang kuantan sebagai peringatan.
Hal ketiga yaitu warga desa Sikakak diminta agar tidak melakukan tindakan membahayakan terhadap satwa buaya karena merupakan satwa dilindungi.
Keempat, tim meminta kepada warga agar selalu berkomunikasi dengan pihak Balai Besar KSDA Riau dalam penanganan konflik satwa.
Untuk penanganan jika menemukan buaya dapat menghubungi call centre di 081374742981.
"Kami menghimbau agar masyarakat tidak anarkis terhadap buaya karena dilindungi undang-undang," pesan Andri.
Berita Lainnya
Ajak Boikot Produk Prancis, GMMK Lakukan Aksi di Pekanbaru
Terseret Arus Sungai, Balita di Kuansing Sampai Kini Belum Ditemukan
Seorang Pemuda Bejat di Inhu Tega Sodomi 6 Anak Dibawah Umur di Toilet Mushola
Andi Cory Desak KPK Tetapkan Tersangka Kasus Cukai Rokok di Bintan
Hendak Kunjungan ke Semen Padang, Bus Rombongan Mahasiswa Unri yang Kecelakaan
Masyarakat Anti Korupsi Minta Kejati Riau Awasi PL PUPR Rohil Perubahan APBD 2020
Tak Punya SIKM, 200 Kendaraan Dipaksa Putar Balik Saat Hendak Masuk Depok
Dua Kali Dipenjara, Pria Bertato Pembobol Ruko Kembali Diringkus Polsek Senapelan
Kebakaran di Kateman Hanguskan Satu Unit Rumah Kos-kosan
Aktivis dan Jurnalis di Riau Berpotensi di Kriminalisasi, DPR-RI: Polda Riau Harus Presisi
Pertanyakan Hak Mereka, Buruh PT ISK Datangi Kantor BPJS Ketenagakerjaan Inhil
PT SAGM Akui Tidak Memiliki Kanal Gajah untuk Pembuangan Limpahan Air