Sebanyak 1.402 Orang di Riau Telah Jalani Vaksinasi
Real Madrid Bakal Menghadapi Masalah Besar Jika Ramos Pergi
Riau Kiblat Pelestarian Zapin, Tiga Varian Telah Ditetapkan Sebagai WBTB

BUALBUAL.com - Provinsi Riau telah ditetapkan menjadi kiblat dalam hal pelestarian tari Zapin se-Asia Tenggara sejak 2017 lalu. Hal ini berangkat dari kekayaan variasi Zapin yang dimiliki oleh "Bumi Lancang Kuning".
Sedikitnya, Riau memiliki 7 varian Zapin berdasarkan karakteristik daerah, mulai dari Zapin Bengkalis, Zapin Pelalawan, Zapin Indragiri Hilir, Zapin Meranti, Zapin Rokan Hilir dan Zapin Dumai.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen mengatakan, penunjukan Riau sebagai daerah pusat pelestarian Zapin berangkat dari kesepakatan para pelaku seni dalam sebuah konvensi kebudayaan beberapa tahun lalu.
"Karena memang Riau ini diakui sebagai daerah yang memiliki varian Zapin paling banyak dibandingkan provinsi lain. Bahkan, negara-negara rumpun Melayu seperti Malaysia dan Singapura hanya memiliki 1 varian Zapin," kata Yose, Minggu (21/6/2020) di Pekanbaru.
Bahkan, kata Yose, dari 7 varian Zapin yang ada di Provinsi Riau, tiga di antaranya telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
"Yang sudah ditetapkan sebagai WBTB melalui sidang penetapan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Zapin Api (Pulau Rupat), Zapin Meskom (Bengkalis) dan Zapin Siak," ungkapnya.
Lebih lanjut di Katakan Yose, secara umum perbedaan Zapin di masing-masing daerah ini dapat diidentifikasi dari beberapa hal.
"Kita bisa melihat perbedaan dari karakteristiknya, misalnya Zapin Api, dalam pertunjukkannya ada permainan api, kemudian kita bisa melihat dari langkahnya, walaupun sama-sama langkah Alif, tapi satu sama lain memiliki perbedaan," terang Yose.
Lebih lanjut Yose menerangkan, untuk mengidentifikasi tari Zapin di satu daerah, ada tiga syarat utama yang harus diketahui, "Yang pertama ada Kerjaan Islam di daerah tersebut, kemudian ada debus, serta ada maestro," terangnya.
"Kita juga bisa melihat dari Notasi Laban, ini seperti notasi pada lagu, kalau dalam Zapin namanya Notasi Laban," kata Yose lagi.
Hingga saat ini, ungkap Yose, pihaknya terus melakukan kajian dalam rangka upaya pelestarian Zapin di wilayah setempat.
Dia mengakui, Riau dengan kekayaan khasanah budaya yang dimiliki, tak menutup kemungkinan meninggalkan jejak sejarah masa lalu untuk diungkap.
"Contohnya di Pekanbaru, dulu ada Zapin persebatian, perpaduan antara Siak dan Kerajaan Lingga. Kemudian di Indragiri Hulu juga ada, tapi saat ini kita tidak bisa lagi menemukan maestronya. Karena itu kita terus berupaya melakukan kajian supaya Zapin ini dapat kita lestarikan," demikian Yose.
Berita Lainnya
Bupati Kampar Monitoring Seluruh Posko PSBM Yang Barada Di Siak Hulu.
Kepedulian ASN Inspektorat sumbangkan 100 paket sembako pada masyarakat Lampung utara
Kadiskes Riau: RSUD Puri Husada Inhil Terbanyak Rawat PDP Covid-19
Walikota Pekanbaru Prediksi Covid-19 di Kota Pekanbaru Akan Berakhir Juni 2020
Wagubri Akui Peraturan Pemprov Riau Tidak Nyaman, Namun Untuk Kebaikan Masyarakat
Pecatt,,? Diduga Kasat Satpol PP Kab.Kampar Tidak Mampu Menjalankan Tugas & Fungsinya
Bupati Inhil HM Wardan Salurkan Ratusan Paket Sembako untuk 2 Kecamatan
Pjs Bupati Rohil Temu Ramah Perdana dengan Kepala OPD
Pasca Dibuka 22 Penerbangan masuk di Bandara SSK II Pekanbaru
Selama Pandemi, Menag RI Minta Takbir Keliling Hingga Tarawih di Masjid Ditiadakan
Setujui Tol Permai Dibuka Saat Lebaran, Gubri Minta Terapkan Protokol Covid-19
9 Kecamatan di Inhil Bisa Ikut Program Sertifikat Tanah Gratis PTSL, Cek Disini!