Analisis Hasil Pengukuran Stunting Kecamatan Kateman Tahun 2024

BUALBUAL.com - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak sehingga tinggi badannya lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu yang lama, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun). Adapun faktor utama penyebab stunting termasuk kekurangan asupan gizi selama kehamilan dan masa pertumbuhan anak, infeksi berulang yang mengganggu penyerapan nutrisi, sanitasi yang buruk dan kurangnya terhadap akses air bersih yang meningkatkan resiko penyakit serta pola asuh yang tidak optimal seperti kurangnya pemahaman tentang kebutuhan gizi anak.
Stunting tidak hanya mempengaruhi tinngi badan, tetapi juga perkembangan otak, yang bisa berdampak pada kemampuan belajar dan produktvitas anak dimasa depan. Oleh karena itu, penanganan stunting perlu dilakukan secara komprehensif melalui peningkatan gizi, sanitasi, dan edukasi bagi orang tua serta masyarak
KASUS STUNTING DI KECAMATAN KATEMAN
Sumber : Data sistem pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) 2022, 2023 dan 2024
Dari grafik diatas menunjukkan prevalensi stunting di Kecamatan Kateman mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2022 terdapat 25 kasus menjadi 52 kasus pada tahun 2023. Terus terjadi peningkatan kasus pada tahun 56 kasus pada tahun 2024. Dari 3 Kelurahan, dan 8 Desa. Dari 2 kelurahan yang ada dikecamatan kateman terdapat 2 kelurahan yang mengalami kenaikan kasus stunting di setiap tahunnya yaitu kelurahan tagaraja pada tahub 2022 berjumlah 7 kasus kemudian di 2023 mengalamikenaikan 11 kasus dan kemudian turn menjadi 10 kasus si tahun 2023 sedangkan ada kelurahan bandar sri gemilang kenaikan kasus stunting juga terjadi yaitu 4 kasus pada tahun 2022, dan meningkat 9 kasus di 2023 dan terjadi penurunan di 2024 yaitu 8 kasus. Terdapat juga 3 Desa yang mengalami kenanikan kasus yaitu Desa sungai simbar pada tahun 2022 terdapat 3 kasus stunting, kemudian meningkat di tahun 2023 dan 2024 sebanyak 15 kasus, kemudian desa kuala selat di tahun 2022 terdapat 4 kasus kemudian terdapat kenaikan kasus di tahun 2023 sebanyak 11 kasus dan 8 kasus di 2024, kemudian desa penjuru di tahun 2022 terdapat 1 kasus stunting, dan tidak ada kasus di tahun 2023 kemudian meningkat di tahun 2024 yaitu sebanyak 3 kasus, kemudian kenaikan kasus juga terjadi di desa sungai teritip yang pada awalnya ditahun 2022 dan 2023 tidak terdapat kasus stunting tetapi di tahun 2024 terjadi kasus stunting sebnayak 5 kasus. Selain itu juga terdapat 2 desa yang tidak memiliki kasus stunting yaitu desa tanjong raja dan Makmur jaya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya konvergensi program/intervensi upaya percepatan pencegahan stunting telah mampu menrunkan prevalensi stunting di Kecamatan Kateman namun belum maksimal, perlunya langkah-langkah penanganan yang lebih kuat, komprehensif, dan berkelanjutan untuk menurunkan angka stunting secara lebih signifikan di tahun-tahun mendatang.
Berbagai upaya yang telah dilakukan di kecamatan Kateman guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi antara lain:
- Penyuluhan pada Masyarakat, melakukan sosialisasi Asi Ekslusif, Inisiasi menyusu dini (IMD), kesehatan reproduksi, Prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
- Pelaksanaan kelas ibu Hamil, Kelas Ibu Balita, dan Posyandu Balita
- Pemberian Tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja putri
- Melakukan kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi dan kekurangan energi kronis (KEK) serta balita bermasalah gizi.
- Pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dengan KEK dan ballita bermasalah gizi.
- Pendampingan Asi Ekslusif
- Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan tempat pengolahan pangan (TPP)
- Melaksanakan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kuaalitas air di depot air minum
- Melakukakan Survey kualitas air minum rumah tangga
- Melaksanakan pelayanan kesehatan calon pengantin
- Pembinaan Kader kesehatan remaja (KRR) di sekolah
- Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan) di posyandu dan TK/Paud
Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi (stunting) balita di Kecamatan Tembilahan adalah sebagai berikut :
- Tidak Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap
Sebagian besar balita stunting di kecamatan Kateman tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Salah satu penyebabnya yaitu kekhawatiran orang tua terhadap efek samping imunisasi. Ketidak lengkapan imunisasi dapat menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit yang bisa mempengaruhi status gizi dan pertumbuhan.
- Tingkat Pendidikan orang tua balita masih rendah
Tingkat Pendidikan orang tua balita masih rendah sehingga sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman mereka tetntang pentingnya nutrisi dan pola asuh yang baik untuk mencegah stunting dan juga dapat menghambat akses terhadap informasi kesehatan yang memadai
- Terpapar Asap Rokok
Paparan asap rokok dapat mengganggu kesehatan pernapasan dan memperburuk kondisi stunting dengan menurunkan daya tahan tubuh anak.
- Belum Mendapat MP ASI
Banyak balita stunting belum mendapatkan MP-ASI yang sesuai standar. MP-ASI yang tidak memadai bisa menyebabkan kekurangan gizi yang berkontribusi pada terjadinya stunting.
- Pemahaman Tentang Stunting yang masih kurang
Masih banyak orang tua yang tidak memahami pentingnya gizi seimbang dalam pola makan anak yang dapat memperburuk kondisi stunting.
- Tidak Menapat ASI Ekslusif
Sebagian anak stunting tidak mendapatkan ASI EKsklusif, padahal ASI Eksklusif sangat penting untuk pertumbuhan optimal anak pada enam bulan pertama kehidupan.
- Tidak Memiliki Jamban Sehat
Ada anak yang tinggal dirumah tanpa jamban sehat, yang meningkatkan resiko infeksi dan memperburuk status kesehatan serta gizi anak
- Akses Air Bersih yang kurang
Kurangnya akses terhadap air bersih juga menjadi salah satu faktor memperburuk status gizi kesehatan balita, meningkatkan resiko terkena penyakit yang berkaitan dengan sanitasi dan kebersihan
- Penyakit Kronis
Adanya balita dengan riwayat penyakit juga menjadi faktor yang memperburuk kondisi stunting, karena penyakit kronis dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi dan pertumbuhan anak
Kejadian Stunting di Kecamatan Kateman sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor determinan, termasuk masih adanya balita tidak mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap, Paparan asap rokok, Kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang dalam pola makan anak, pemberian MP-ASI yang tidak sesuai, hingga faktor lingkungan seperti akses terhadap sanitasi dan air bersih. Upaya perbaikan status gizi balita memerlukan pendekatan holistik, termasuk edukasi kepada orang tua, perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal anak, serta peningkatan gizi dan akses kesehatan.
Berita Lainnya
Jubir Covid-19 :Saat ini Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Ahcmad Pekanabru Telah menerima 450 Sampel
Posyandu Cinta Sejati, Ikut Lomba Penilaian Terbaik, Tingkat Kabupaten Bengkalis Tahun 2022
ODP Baru Bertambah 9 Orang, PDP Nihil Peningkatan
Analisis Hasil Pengukuran Stunting Desa Tanjung Simpang Tahun 2024
Kadiskes Riau : 2 Mahasiswa Dikarantina di BPSDM Riau Jadi PDP
Positif Corona di Riau Didominasi Impor dari Daerah Terjangkit
Dinkes Inhil Ajak Masyarakat Kenali Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
84.073 Warga Kabupaten Bengkalis Sudah Mendapatkan Vaksinasi Covid-19 Dosis 1
Dinas Kesehatan Inhil Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup Sehat untuk Cegah Penyakit
Ada Tiga Godaan yang Kerap Datang saat Puasa Sambil Bekerja
Kepala Pom di Inhu Musnahkan Obat dan Makan Ilegal
Jubir Covid-19 Riau : Para Santri dari Luar Riau Harus Menjalani Tes Swab