Target 90 Persen Kehadiran Bayi di Posyandu, Pemprov Riau Gencarkan Intervensi

BUALBUAL.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menargetkan kehadiran bayi ke Posyandu bisa mencapai angka 85 hingga 90 persen. Saat ini, angka kehadiran bayi masih sebesar 70 persen.
Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Sekda Riau, M. Job Kurniawan, usai memimpin rapat TPPS di Gedung Daerah Balai Serindit, Pekanbaru, Senin (23/6). Ia menyebut kehadiran bayi ke Posyandu sangat penting untuk memastikan akurasi data dan pelaksanaan intervensi terhadap penurunan prevalensi stunting atau tengkes.
"Yang harus digencarkan adalah bagaimana seluruh bayi kita hadir ke Posyandu. Sementara, angka kehadiran bayi ke Posyandu pada angka 70 persen. Harusnya bisa lebih baik dari itu," ujarnya.
"Kita targetkan kehadiran ini bisa meningkat diangka 85 sampai 90 persen. Sehingga kita bisa optimis bahwa semua bayi kita sudah diukur dan dapat dipastikan, itu lebih akurat," imbuhnya.
Menurutnya, jika 30 persen bayi tidak hadir ke Posyandu, maka intervensi yang dilakukan bisa menjadi tidak tepat sasaran. Oleh karena itu, ia meminta perhatian lebih dari pemerintah desa, kabupaten, juga provinsi terhadap keberadaan Posyandu.
Pemprov Riau juga menekankan pentingnya data bayi by name by address disetiap desa. Dengan data tersebut, pemerintah bisa mengetahui bayi mana yang belum datang ke Posyandu dan dapat melakukan kunjungan langsung.
"Maka, kami ingin ada perhatian dari masing-masing pemerintah kabupaten dan kota, termasuk Pemprov atas Posyandu yang ada ditiap desa ada perhatian kita kepada kader PKK dan Posyandu dan bidan desa yang ada di tiap Posyandu," katanya.
Job Kurniawan menyatakan bahwa kader PKK, bidan desa, dan petugas Posyandu harus aktif menjemput bola. Jika diketahui ada bayi yang tidak hadir, maka mereka harus mengunjungi rumah bayi tersebut untuk mengetahui penyebabnya.
"Kalau ada bayi yang tidak ke Posyandu, saya rasa kita bisa intervensi untuk mendatangi bayinya ke rumahnya, agar tahu alasan orang tua tidak membawa bayinya ke Posyandu," jelasnya.
Langkah ini penting agar penanganan gizi bayi tidak terputus sebab kendala kehadiran bayi di Posyandu. Ia meyakini bahwa dengan pendekatan langsung, angka partisipasi akan meningkat secara signifikan.
"Maka, hal ini perlu koordinasikan dengan baik antara pemerintah kabupaten/kota, dan kecamatan. Maka, kita harus berkomitmen untuk bersama-sama melakukan intervensi," sebutnya.
Dengan dukungan dana APBN serta alokasi dana desa, program Posyandu dan intervensi gizi harus lebih digencarkan. Harapannya, ke depan tidak ada lagi bayi yang luput dari pantauan kesehatan dasar di desa.
"Sasaran stunting ini adalah bayi 0 sampai 36 bulan. kita didukung oleh dana APBN melalui Dinas Kesehatan. Lalu, kami juga bantu dari dana desa yang kami salurkan ditiap desa. Mudah-mudahan, Posyandunya semakin semarak, semua bayi yang ada bisa hadir di Posyandu," tandasnya.
Berita Lainnya
Suti Mulyati Edy Resmi Dilantik Sebagai Ketua TP PKK Provinsi Riau, Ini Pesan Mendagri Tito Karnavian
Gubernur Ansar Serahkan Bonus Untuk Atlet dan Pelatih Berprestasi PON XX Papua 2021
Evaluasi Posyandu Riau: Henny Sasmita Wahid Ingin Kunjungan Tidak Sekadar Formalitas
Bupati Bengkalis Hadiri Pengukuhan Sementara LAMR Kabupaten Bengkalis
Gubri Syamsuar Dampingi Mensos RI Saat Kunker ke Balai Abiseka di Pekanbaru
Bank Riau Kepri Serahkan CSR kepada Pemkab Inhil
Ini Rute yang Bisa Dilewati, Mulai Malam Ini Jalan Sudirman Pekanbaru Ditutup
Peringati HUT ke-78 RI, Pemkab Tubaba Gelar Senam dan Jalan Sehat
Untuk Penanganan Covid-19, Perangkat Daerah Diminta Rasionalisasi 50 Persen
Bupati Afrizal Sintong Sapa Kontingen Rohil di Porprov Riau X Kuansing
Arsya Fadillah, Dorong Bengkalis Creative Network dan Penguatan Koloborasi Ekonomi Kreatif
Gubernur Ansar Ajak Mubaligh Ajarkan Wawasan Keagamaan dan Kebangsaan