PILIHAN
Kemendikbud: Mengakui UN Komputer Turunkan Nilai UN SMP
BUALBUAL.com, Jakarta, - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan peningkatan jumlah peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP membuat nilai rata-rata siswa menurun. Hal itu lantaran UNBK memangkas potensi kecurangan.
"Distorsi makin terkurangi. Maka hasil tahun 2018 ini insyaallah [nilai UN] menjadi lebih murni. Kenaikan ini berbanding terbalik; ketika [jumlah peserta] UNBK naik, maka prestasi anak turun. Saya lebih sreg menyebutnya 'terkoreksi'," tutur Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno, di Jakarta, Senin (28/5).
Lihat juga: Nilai UN Siswa Jeblok, Kemendikbud Evaluasi Topik Ujian
Dia menerangkan peluang 'distorsi' dalam nilai anak, seperti kecurangan, besar saat jumlah peserta UNBK kecil. Alhasil, nilai UN menjadi semakin tinggi tiap tahunnya. Dan sebaliknya, hasil UN semakin 'murni' saat peserta UNBK semakin banyak karena meminimalisasi kecurangan.
"UNBK dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, tetapi ketika itu jumlah peserta UNBK naik, hasil UN-nya akan ada 'penurunan', saya beri tanda kutip. Penurunan ini bukan penurunan riil, tetapi proses koreksi," jelas Totok.
Hal itu tercermin dalam data Kemendikbud. Sekolah dengan Indeks Integritas Sekolah (IIS) rendah pada 2017, yang kemudian beralih ke UNBK tahun ini, mengalami penurunan 28,01 poin. Sementara, sekolah yang sudah menjadi peserta UNBK selama dua tahun terkahir hampir tidak mengalami 'koreksi' nilai, atau hanya 0,33 poin.
Kegiatan Ujian Nasional SMP berbasis kertas dan pensil, di Jakarta, Senin (9/5).Kegiatan Ujian Nasional SMP berbasis kertas dan pensil, di Jakarta, Senin (9/5). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Sementara, nilai UNBK yang mengalami peningkatan positif hanya mata pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini juga terjadi selama tiga tahun terakhir. Di sekolah negeri, hasil UN Bahasa Inggris naik 1,55 poin, sedangkan di sekolah swasta nilainya naik 1,05. Sehingga secara rata-rata nilai Bahasa Inggris naik 1,40 poin.
Hasil dari mata pelajaran lainnya cenderung turun, terutama untuk mata pelajatan matematika dan IPA. Secara rata-,rata baik di sekolah negeri maupun swasta, hasil UN turun 3,51 poin untuk IPA dan 4,25 poin untuk nilai matematika.
Pada 2018, Kemendikbud melaporkan bahwa jumlah siswa peserta UNBK naik dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Yakni, sebanyak 1,9 juta siswa atau 61,36 persen. Pada 2017, peserta UNBK sebanyak 1,13 juta atau 36,05 persen.
Alat Pemetaan
Totok mengatakan bahwa hasil UN ini akan menjadi alat pemetaan kelemahan sistem pendidikan di Indonesia. Selain karena hasilnya yang lebih murni menggambarkan kemampuan siswa, UNBK juga bisa merefleksikan kemampuan guru atau sekolah dalam penyampaian materi.
"Maka UN bukan hanya sebagai alat pemetaan tetapi juga lebih kepada alat diagnosis untuk merekomendasikan upaya perbaikan kualitas proses belajar. Jangan-jangan bukan karena ruang kelasnya yang kurang baik, tetapi karena kompetensi gurunya yang perlu ditingkatkan," ujarnya.
Dia melanjutkan bahwa perbaikan proses belajar akan bisa dilakukan secara lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan guru yang tercermin di hasil mata pelarajan bahkan per soal yang dijawab siswa. Pelatihan guru yang seragam dinilai tidak efektif untuk memperbaiki permasalah yang beragam di sekolah.
Editor: ucu
Sumber: cnnindonesia.com
Berita Lainnya
Terkait TKA Ilegal, Demokrat Minta Pemerintah Tangkap dan Pulangkan
Waduh! Ada Rumah Sakit di Pekanbaru Buang Limbah B3 Medis Sembarangan
HM Wardan bersama Syamsuar Tanda Tangani Prasasti Insular Peat Land Ecotourism of Inhil South Riau
Cerita Habibie ditawari WN Jerman dan Prabowo tolak WN Yordania
Akibat Karhutla di Bengkalis Riau, 120 Orang di Rupat Terkena ISPA
Tingkatkan Komitmen, PHR Selenggarakan Hari Keselamatan untuk Operasi yang Andal
Bupati Inhil Buka Kegiatan Pelaksanaan MTQ Kecamatan Kempas
Gedung Guru Riau Diberi Nama HM Rusli Zainal, Berikut Alasannya!
DPRD Inhil Akhirnya Sahkan Raperda "RPJMD" 2013-2018
Ini Faktanya, Ketik BFF di Facebook Bisa Tahu Keamanan Akun Anda
Fahira Idris: Kasus Ancaman pada Ustad Abdul Somad Sudah Kelewatan