KOMPAK Riau Kecam Aksi Kekerasan Terhadap Anak di Lembaga Pendidikan
BUALBUAL.com - Komunitas Peduli Anak (KOMPAK) Provinsi Riau mengecam aksi dugaan kekerasan terhadap santri yang terjadi pada lembaga pendidikan Pondok Pesantren Daarul Rahman di Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir.
"Kami mengecam dan menyayangkan masih saja terjadi aksi kekerasan terhadap peserta didik di lembaga pendidikan, karena aksi ini tidak seharusnya terjadi di lembaga yang seharusnya mengajarkan kesantunan, budi pekerja dan saling mengasihi," ungkap Ketua Komunitas Peduli Anak (KOMPAK) Provinsi Riau, Maryanto SH, Selasa (16/11/2021).
Seharusnya, lembaga pendidikan menjadi tempat yang aman dan jauh dari aksi kekerasan, sehingga peserta didik yang menuntut ilmu disana merasa tenang dan terlindungi, bukan justru sebaliknya.
"Aksi pemukulan anak dan aksi kekerasan di lingkungan pendidikan seperti ini tidak boleh terulang lagi," tegasnya.
Untuk mencegah, aksi kekerasan di lembaga pendidikan tersebut, maka dibutuhkan keseriusan para tenaga pendidik di sekolah untuk melakukan pencegahan aksi kekerasan terhadap anak di lingkungannya.
Kekerasan semestinya tidak boleh dilakukan dengan maksud dan tujuan apapun dan oleh siapapun. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didik, bukan justru menjadi tempat suburnya kekerasan terhadap anak.
Terjadinya aksi kekerasan oleh santri senior kepada yang yunior tentu saja dipandang mengabaikan peran sekolah atau Ponpes dengan system boarding school atau berasrama untuk dapat melindungi anak-anak atau peserta didik selama berada di sekolah sebagaimana diatur dalam Pasal 54 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
"Dalam pasal tersebut mewajibkan sekolah melindungi anak-anak dari kekerasan dan perlakuan salah lainnya selama berada di lingkungan sekolah," ujar pria yang juga berprofesi sebagai advokat ini.
Sebagaimana pemberitaan di medias massa, disebutkan aksi pengeroyokan atas seorang santri berinisial MRH oleh seniornya terjadi ada Senin lalu (8/11/2021) setelah shalat Dhuha. Ketika diperiksa terdapat memar di beberapa bagian tubuh MRH dan diketahui pihak keluarga korban setelah MRH mengeluh sakit yang tak tertahankan pada bagian kepala.
"Tahu adik saya dikeroyok itu karena Ia mengeluh sakit pada bagian kepala, mungkin sudah tak tahan lagi Ia mengadu pada orang tua kami. Dan adik saya mengaku dikeroyok oleh 4 orang kakak kelasnya di Ponpes Daarul Rahman," ungkap kakak korban. Orang tua MRH sudah melaporkan secara resmi peristiwa penganiayaan ini ke Polres Inhil dan korban sudah divisum dan dimintai keterangan.
"Menurut keterangan adik saya, ia dikunci dalam kamar lalu dikeroyok, sesudah dikeroyok Ia diancam agar tidak melaporkan kejadian itu kepada siapapun, bahkan kata adik kami, Ia akan diincar jika pengeroyok ini dikeluarkan dari Ponpes," sebutnya.***
Berita Lainnya
Gempa Bumi Berkekuatan M 5,4 Guncang Pesisir Barat Lampung
Pulau Sumatera Masih Dikepung Ratusan Hotspot, Termasuk Riau
Kasus Gonggongan Anjing Menteri Agama, Bareskrim Polri Tindaklanjuti Laporan KNPI Riau
17.663 Kendaraan Melintas di Jalan Tol Pekanbaru - Dumai Seksi 1 saat Lebaran
GMRJ Desak Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Cabut Izin PT. Arara Abadi
Gabungan LSM dan Ormas Buka Pengaduan Masyarakat Terkait Penerimaan PPDB Sekolah di Lampura
Pergi Car Free Day Siswi di Pekanbaru Tak Pulang, Keluarga Buat Laporan Kehilangan
Terekam CCTv, Jambret Rampas Kalung Emas Milik Ibu-ibu Warga Jalan Hangtuah Pekanbaru
Seorang Pria Paruh Baya di Inhil Ditemukan Gantung Diri di Dalam Kamar
Puluhan Staf Gembok Pagar Pabrik PT LIH di Pelalawan Riau
Bawa Kelapa Jambul dari Inhil Menuju Malaysia, KM Anggelina Tenggelam di Selat Panjang
Bambu Nancap di Perut, Warga Concong Inhil ini Butuh Uluran Tangan